PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

1 komentar


PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
Pertanian identik dengan pekerjaan orang orang tua, yang renta dan tak memiliki pilihan pekerjaan yang lain, sementara para pemuda lebih memilih pekerjaan yang lain yang menurut mereka lebih menjanjikan dan bergensi. Dari cerita kebanyakan tentang profil petani yang ada di Indoneisa adaalah petani yang tak berdaya dan sering di berdayakan melalui beberapa program baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Namun dalam kenyataanya masih banyak petani yang hidup dibawah garis kemiskinan. Belum lagi permasalah dengan kekeringan, hujan yang berlebih, cuaca yang tidak menentu dan berbagai serangan hama penyakit.
Dengan pemilikan lahan rata-rata kurang dari 0,5 hektar, infrastruktur pertanian yang kurang memadai, organisasi petani dan kualitas sumberdaya manusia yang lemah, masih rendahnya dukungan kelembagaan dan manajemen pengelolaan pertanian yang belum mengarah ke kaidah bisnis, telah mengakibatkan usahatani menjadi kurang menarik secara ekonomis, karena belum mampu memberikan jaminan sebagai sumber pendapatan untuk hidup secara layak. 
Segala permasalahan yang dialami petani dalam usaha taninya dan bidang pertanian dalam konteks pembangunannya, setidaknya dapat dicarikan jalan keluar melalui upaya pencapaian 6 tujuan pembangunan pertanian. Untuk itu, beberapa peran yang dapat diambil oleh para pemuda antara lain adalah :
1.      Mengambil peran besar dalam proses pembuatan kebijakan sektor pertanian
Kebijakan-kebijakan pertanian yang dihasilkan oleh Pemerintah ataupun oleh Pemerintah dan DPR perlu mendapat masukan dan pengawalan yang kritis dan konstrkutif dari para pemuda yang reformis. Pada fase inilah, para pemuda dapat mengeluarkan gagasan-gagasan cemerlangnya guna kemajuan petani dan pertanian Indonesia.
Namun demikian,  perlu ada pengetahuan dan pemahaman yang cukup mendalam dan komprehensif terkait kondisi riil pertanian dengan segala permasalahannya serta dengan formulasi jalan keluarnya. Jangan sampai, para pemuda yang memiliki idealisme dan kekuatan cara berpikir tidak mampu mengoptimalkan apa yang mereka miliki untuk peka terhadap permasalahan yang terjadi. Apabila para pemuda memiliki pengetahuan yang mendalam dan punya data-data empirik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi pembuatan kebijakan di sektor pertanian.
Peran besar tersebut tidak hanya berlaku di tataran nasional. Peran yang sama juga bisa diberikan dalam tataran lokal kewilayahan, terutama di era otonomi daerah. Untuk daerah-daerah agribisnis para pemuda diharapkan kritis memberikan masukan penting bagi Pemerintah Daerah. Keberpihakan Pemerintah Daerah, baik dalam konteks kebijakan ataupun alokasi anggaran untuk sektor pertanian perlu dikritisi secara cerdas. Adalah hal yang tidak logis apabila sebagian besar penduduk  hidup dari pertanian dan sebagian besar wilayahnya juga wilayah pertanian, namun alokasi anggarannya sangat kecil dibanding sektor yang lain. Membangun pertanian dengan mengentaskan kemiskinan petani – yang notabene bagian penduduk terbesar – adalah sama dengan menyelesaikan sebagian besar masalah yang kita hadapi.
2.      Melakukan pengawasan terhadap program-program pertanian
Peran penting tidak hanya berhenti dalam kontribusi pemikiran kebijakan. Satu hal yang juga mendesak adalah bagaimana agar program yang telah disusun dapat direalisasikan sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditetapkan. Banyak program pemberdayaan petani ataupun bantuan untuk petani ternyata tidak dinikmati oleh petani,.
Yang paling nyata dan mudah kita temukan adalah tidak dinikmatinya subsidi pupuk oleh petani. Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah menganggarkan lebih dari Rp.15,9 triliun di tahun 2012 dan direncanakan sekitar naik sekitar  27% untuk tahun 2013 dengan nilai Rp. 20,3 triliun untuk mensubsidi pupuk. Namun, upaya tersebut tampaknya tidak dinikmati petani di lapangan. harga eceran pupuk berksar antara Rp. 65 ribu sampai Rp. 95 ribu per kantung. Padahal, dengan subsidi yang diberikan harga tertingginya adalah Rp. 60.000/kantung.
Kenapa hal tersebut terjadi? Setidaknya, kita dapat melihat bahwa proses pengawasan yang wewenangnya diberikan kepada daerah melalui pembentukan Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) tidak berjalan optimal. Disinilah peran pemuda dapat diberikan untuk menambal lemahnya sistem pengawasan tersebut.
3.      Melakukan pencerdasan, pendampingan, dan upaya pemberdayaan petani
Pemuda pada dasarnya adalah bagian dari masyarakat. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang sebagian besar hidup dari sektor pertanian. Keberadaan pemuda di tengah masyarakat setidaknya dapat memberikan peluang pemberdayaan bagi masyarakat yang rata-rata berpendidikan rendah.
Salah satu hal yang dapat diberikan dalam konteks pencerdasan, pendampingan, dan pemberdayaan petani adalah dengan turut serta membangun kelembagaan petani. Berdasarkan pengalaman masa lalu, pengembangan kelembagaan petani cenderung tidak berlangsung lestari karena pengembangan kelembagaan tersebut tidak secara konsisten disertai dengan pemberdayaan petani. Pemberdayaan petani merupakan upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan petani sehingga secara mandiri mampu mengembangkan diri dan usahanya secara berkelanjutan.
Pemberdayaan petani perlu dilakukan melalui penciptaan iklim kondusif yang memungkinkan petani berkembang, memperkuat potensi dan daya saing yang dimiliki petani, dan memberikan perlindungan yang secukupnya. Untuk itu, pemberdayaan petani merupakan proses pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus-menerus guna meningkatkan partisipasi dan kemampuan petani (pelaku usaha pertanian). Sasaran pemberdayaan adalah meningkatnya kemampuan petani (pelaku usaha pertanian) untuk mengelola usaha dan memanfaatkan akses terhadap sumberdaya lahan, air, alat dan mesin pertanian, permodalan, teknologi dan informasi usaha/pasar.


4.      Memberikan advokasi-advokasi pertanian
Ketidakberdayaan petani menghadapi sistem yang tidak menguntungkan perlu mendapat pendampingan dari para pemuda. Ketidakberdayaan mereka menghadapi sistem ijon, rentenir, ataupun ketidakberdayaan menghadapi tengkulak ataupun pedagang dapat dijadikan wahana para pemuda untuk memberikan kontribusinya.

5.      Menjadi SDM pembangunan pertanian
Saat ini banyak pemuda Indonesia yang memiliki cita-cita berkiprah diluar sektor pertanian. Tentunya, hal tersebut adalah hal yang wajar dan sah-sah saja. Namun demikian, setidaknya masih diperlukan para pemuda yang memiliki komitmen untuk terjun membangun sektor pertanian. regenerasi pelaku usaha di bidang pertanian perlu dilakukan, sehingga di kemudian hari sektor pertaian tidak kekuaranhgan pelaku bisnis yang handal. perubahan pertanian tradisional ke arah pertanian konvensiaonla perlu dilakukan dalam upaya peningkayan produksi dan efisiensi penggunaan lahan pertanian yang semakin berkurang. 
         Tren resesi dunia yang mengarah pada krisis pangan dan energi setidaknya akan menjadi peluang besar bagi tumbuhnya usaha tani atau usaha sektor pertanian. Apabila para pemuda yang memeiliki kekuatan dan semangat yang tinggi terjun ke dunia pertanian, tentunya negara ini masih punya harapan untuk melihat naiknya kesejahteraan petani Indonesia. Dengan pengelolaan dan manajemen yang baik usaha agribisnis pertanian yang dikelola pemuda tentnya akan dapat berkembangan dengan baik. Media pemasaran yang tidak hanya dilaukan secara koknvensional namuan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan media onlia peningkne yang ada. Tidak sedikit saat ini pemuda yang sukses di usia muda yang bergerak di bidang pertanian. Dukungan pemerintah dalam menumbuh kembangakan petani muda dalam berbagai program kewirausahaan pemuda dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agribisnis pertanian. Peluang yang ada dan kesempatan yang terbuka luas seharusnya menjadi mortivasi bagai pemuda untuk melakukan kegiatan agribisnis pertanian, SALAM SUKSES PEMUDA TANI PERTANIAN INDONESIA. 

Spirit The China Asean Youth Camp 2009

0 komentar

Spirit The China Asean Youth Camp 2009
Paper : Indonesia Delegation   
By : Sri Astuti
May 2009


The Young Generation Who Create and Lead.

Global crisis which happened in United State of America caused the negative effect to the economics of every country in this world. Crisis that begined from the extension of credit on a large scale (Subprime Mortgage) done by financial institution experiences loss, so that cause to lost it society belief towards financial institution. financial institution related with global finance market influences economics stability in the whole of  the world, finally causes global crisis.

Indonesia previously had experienced a financial crisis which severe enough in the year 1997 - 1999, which was also due to the banks. The economic crisis that occurred in Indonesia in 1998 is the effect of the crisis that occurred in Asia. Financial crisis was caused by three main things, that are fundamentally, vulnerabilities and market panic, the end to the strike Indonesia nadir point, that make the change in leadership.

Indonesia is one of the countries that are in the world economy. This position  which caused Indonesia participated in the global sense of crisis which  happening now. if observed more, Indonesia does not feel the more impact, compared to countries - neighboring countries that entrust to the export economy. The Impact which felt in India is in decrease on oil prices. This would be good news for the public, because the auto fuel price will also decrease. The impact of economic recession the U.S. and Europe to Indonesia of course negative, but because the net-export (export minus import) moves only about 8% of gross domestic product (GDP) of Indonesia, the impact is relatively small compared with the neighboring countries that export to the U.S. dependency of large, such as Hong Kong, Singapore, and Malaysia. Although the impact is not too large, when the global financial crisis and the global bank that is not long continue to be healthy will give a bad impact for Indonesia, because the financing of investment activities in Indonesia (by both employers as well as in overseas) will continue to wane, energy absorption work and consequently slowed the buying power go down, which ultimately will reduce economic growth

Strategic BPS data of August 2008 shows the number of labor force of 111.4 million Indonesian people. Of these there were 9.42 million (8.48%) are unemployed people who live in open countryside 4,186,703 people (44.4%) in urban areas and 5,240,887 people (55.6%). Then the poor Indonesia at this time to reach 34.96 million (15.42%) with the composition of 22,189,122 people (63%) are in the village and 12,770,888 people (37%) in the city. Based on the above facts, it is need necessary efforts to reduce unemployment and poverty in both urban and rural.

Youth is still be the heart of national renewal. Contribution and pace of youth in all sectors are expected to contribute in the raising of the nation which now become the multidimensional crisis. Changes spirit of youth must always run and embedded. Because, in any condition, the youth is balancer potential to become a kind of control system for the social space around it.

This challenge is not always run in the linier. It also with the Indonesian youth movement which is always stay in a fluctuation movement. Sometimes it stays in the forward line and sometimes it climbs, but it also often experience the crisis period. If the youth is experiencing a critical condition, this indicates the greater challenge. There is a system that does not run that tends to weaken the role and power of youth as agents of social change.

Now the existence of youth as a reformer and the successor generation for the future is more paralyzed and vulnerable. This view is supported by the fact that most of youth are trapped in some behaviors that are no longer productive. They tend to be consumer in all things. The pop culture that run into the youth lifestyle become a social fact that squeeze and press the youth behaviour in our nation today. For example, drug abuse and free sex behavior increased. Awareness to the condition of the nation and the state is no longer effect the various behaviors of the youth.

The future challenges for the Indonesian people and other nations in the world  will be far greater than a century ago. Economic conditions continue squeeze many countries in the world, which in the future will be a major explosion that could threaten the integrity of Indonesia and other countries, if it does not be anticipated with the recent young men who qualified as a leader of the future.

Global economic crisis at this time may will be the beginning for the new formation of economy in the world in the future, as the global crisis in about 1930 override to the Europe. So, if young people are still decorated by behavior that is no longer productive and apathetic with the condition of their nation, there will be a big gap for their nation.

Besides troubleshoot that appears the young people is the difficulty in looking for a job is dominant, and it is become more difficult with the economic conditions whch continue in a crisis. Competition in search of work sometimes impact on the company sides that less on the youth because they do not have the experience. In addition to the belief in youth as a new young enterpreneur still in a very little parts from both the Bank and other donors.

From some problems which faced by Indonesian young people, so the State Ministry of Youth and Sports develop the Youth Entrepreneurship program, they are: 1) The Youth Entrepreneurship Program through the youth organization, 2) The Bussines Groups of Productive Youth (BGPY), and 3)  The Youth Entrepreneurship Program through Scholar Activator of Rural Development  (SP3). Program goals and activities of the above provision is to provide quality workmanship alive and relevant to the business / industrial world that can be used as stock for youth to find work for the sustenance of life and improving the quality of work. For youth these programs are highly contextual to the needs of the youth in various areas especially in rural areas. This program is expected to be able to drive the youth to face the challenges in passing the future that is more dignified. This wisdom synergistic is expected to be able to improve the efforts for empowerment, development, and protection for youth. In principle, these programs are consistent with the paradigm of youth as the vanguard of social change in community conditions.

According to the Minister of Youth and Sport of Indonesia, Dr. Adhyaksa Dauth, M.Si., that many problems of this country made the challenge which must be faced by the youth, are also increasingly complex. Therefore, to make a better formulate for the role of youth, then they can  be creative potential, they are, a strategic program of Scholar Activator of Rural Development (SP3). This program is one of the programs model to reduce the poverty and unemployment in rural areas, with the involvement of educated young people or higher degree.  Which more based on empowerment, so that the community do not felt given fish, but given a fishing hook. So that they can develop their economic sector.

Sustainability of the program can run well if people can trust the youth to make changes, where people are expected become one of the controllers for youth activities, among the members of the community must have sense of mutual care, and cooperate work in overcoming crisis. Support is not only needed from the surrounding community but also from government policies and other institutions both nationally and internationally will be able to accelerate the role of youth in developing world economic community.

Here it is the importance of youth expected to be able to give more value to the nation. Through programs that proclaimed by Minister of Youth and Sport of Indonesia in youth empowerment, so youth expected to be delivered - the youth who have a high self-confidence, who able to work and create, who has a superior competitiveness, who able to work together and have a sense of social awareness. Values normative will spur on their work ethics, productivity,  independence and to increase dignity and teak himself as a man, because these values humanities is currently  weak among the youth.

The activities in 2009 in China - ASEAN youth camp is a form of responsibility to incorporate the youth vision in developing and increasing the role of youth in the global economic crisis. The agreement expected to establish a global program that can be applied in each country to enhance the role of youth in the rise of the world economic crisis. So the trust to the youth as change agents will be increased.

SMD di http://www.ntbprov.go.id/baca.php?berita=1342

0 komentar

PROGRAM UNGGULAN - INSPIRASI
Sarjana Membangun Desa
    
Oleh : Sek. Program Unggulan - PDE 

Sri Astuti punya keterbatasan fisik sejak kecil. Ia sempat terserang folio dan tak bisa berjalan jauh.Tetapi di usianya yang belum lagi 30 tahun, sarjana peternakan lulusan Unram tersebut telah bergelut panjang dengan budidaya sapi dan menorehkan prestasi yang layak dibanggakan.

Sejak 2006 ia mengolah lahan tidur yang dimiliki keluarga besarnya di Desa Batu Putih, taliwang Sumbawa Barat. Lahan seluas 5 hektar itu ia jadikan areal peternakan sapi bali dengan melibatkan sejumlah pemuda di desanya. Dua tahun kemudian, Astuti memperoleh penghargaan sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan berprestasi Nasional dari Menteri Pemuda dan Olahraga dalam bidang usaha kewirasuhaan pemuda.

Awal 2009, Astuti lulus seleksi Sarjana Membangun Desa (SMD). Ia bahkan menjadi lulus terbaik dari 600 SMD seluruh Indonesia yang lulus satu angkatan dengannya. Kelompok Tani Ternak (KTT) Neng Le Laki di desa Batu Putih, Taliwang, yang menjadi dampingan Astuti dalam dua tahun berjalan menunjukkan kinerja kelompok yang menonjol.

Bantuan stimulus dana sebesar 300 juta yang diberikan pemerintah pada akhir 2009, berhasil dikelola dengan baik. KTT Neng Le Laki berkembang menjadi dua kelompok dengan jumlah anggota 25 orang. KTT Neng Le Laki juga punya Koperasi Serba Usaha (KSU) yang menyangga kebutuhan sehari-hari anggota.

Ada pula unit usaha pengolahan pupuk organik yang memanfaatkan limbah peternakan dan pertanian. “Menjadi SMD bagi saya merupakan tantangan tersendiri. Saya dan para anggota kelompok harus terus berfikir bagaim- ana bertahan dan mengembangkan kelompok menjadi lebih maju. Etos dan kreatifitas terasa diasah betul disini,” terang Astuti.

Astuti tidak sendiri, di Desa batu Tulis, Kecamatan Jonggat Lombok Tengah ada KTT Tunas Ridho. Erwin Hadinata menjadi SMD di kelompok tersebut. Pada akhir 2009 lalu, KTT Tunas Ridho pernah mendapat kunjungan dari Bayu Krisnamurti, Wakil Menteri Pertanian RI. KTT ini menonjol dalam hal membangun dan memperkuat kelembagaan. Di KTT ini berlaku pembagian tugas yang jelas, diterapkan pula awiq-awiq yang mengikat semua anggota. Misalnya tentang aturan ronda, gotong royong, dan pengaturan keuntungan hasil penjualan sapi.

KTT Tunas Ridho juga sedang mengembangkan pabrik pakan mini bekerja-sama dengan pihak swasta. Pabrik mini ini nantinya akan menjadi unit usaha tersendiri, selain untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi ternak di kelompok. KTT Tunas Ridho memelihara sekitar 40 ekor sapi. Bisnis utama mereka pengemukan dengan masa pemeliharan 4-6 bulan. Erwin menuturkan saat ini harga sapi lagi jatuh. Kelompoknya harus kreatif mensiasati keadaan.

Astuti dan Erwin bagian dari 111 SMD yang tersebar di seluruh wilayah NTB. Para SMD tersebut bukan PNS. Mereka tidak menerima gaji bulanan. Pada tahun pertama, mereka menerima insentif yang dialokasikan dalam dana stimulus yang pemerintah berikan. “Insentif yang menjadi hak saya, setengahnya saya tanamkan kembali sebagai saham saya dalam kelompok,” terang Erwin. Memasuki tahun ke dua dan berikutnya, para SMD tersebut membiayai dirinya sendiri dari hasil keuntungan usaha kelompok dampingannya.

Ratusan SMD tersebut bisa disebut sebagai pioner pengerak wirausaha di sektor peternakan. Di tangan mereka tak kurang 4.245 ekor sapi ikelola. Tentu saja menjadi pioneer tidaklah mudah. Kegagalan kelompok bisa dengan mudah dicap sebagai ketidakmampuan para SMD. Sebaliknya keber- hasilan kelompok, tidak selalu lekas dilekatkan kepada SMD.

Astuti, Erwin dan ratusan rekannya setidaknya telah membuktikan. Menjadi pioner wirausaha peternakan adalah tugas mulia yang penuh tantangan.


 
  • Media Penyuluhan © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes